Selasa, 15 September 2015

MATIKAN DIRIMU SEBELUM KAMU MATI

Berkata Arifbillah
Maka mati yang pertama itu seolah-olah bercerai ruh dari jasad, tiada daya upaya walau sezarah jua pada hakikatnya, hanya Allah jua yang berkuasa, kemudian dimusyahadahkan didalam hati dengan menyaksikan kebesaran yaitu sifat Jalal dan JamalNya dan kesucianNya. Maka mati diri sebelum mati itu ialah dengan memulangkan segala amanah Allah yaitu tubuh jasad ini kepada yang menanggung amanah yaitu ruhaniah jua.
Ditarikkan ‘nafas’ itu dengan hakikat memulangkan dzat, sifat, af'al kita kepada Dzat, Sifat, Af'al Allah yang berarti memulangkan segala wujud kita yang zahir kepada wujud kita yang bathin (Ruh). Dan pulangkan wujud Ruh pada hakikatnya kepada Wujud Yang Qadim.
Maka selepas sempurna ‘mematikan diri yang pertama’ hendaklah melakukan ‘mikraj’ yaitu ‘mematikan diri peringkat kedua’ yang dinamakan mati maknawi, yaitu hilang segala sesuatu didalam hatimu melainkan hanya berhadap pada Allah jua. Dengan meletakkan nafas kita melalui alam ‘ampas’ yaitu antara dua kening merasa penuh limpah dalam alam kudus kita yaitu dalam kepala kita hingga hilang segala ingatan pada yang lain melainkan hanya hatimu berhadap pada Allah jua.
‘Mati pada peringkat ketiga’ adalah mati segala usaha ikhtiar dan daya usaha diri karena diri kita ini tidak bisa melakukan sesuatu dengan kekuatan sendiri sebab manusia itu sebenarnya memiliki sifat ‘Fakir, Dhaif, lemah dan hina’. Dinaikkan ‘tanafas’ hingga ditempatkannya dengan sempurna di ‘nufus’ dengan melihat pada mata hati itu dari Allah, dengan Allah dan untuk Allah.
Dari Allah mengerakkan Ruhaniah, dari ruhaniah mengerakkan Al-Hayat, dari al-hayat mengerakkan Nafas, dari nafas mengerakkan Jasad dan pada hakikatnya itu Allah jualah yang mengerakkan sekaliannya. Pada pandangan dzahir perbuatan hamba tetapi pada pandangan mata hati perbuatan Allah jua. Maka Syuhud akan Allah pada kasadnya (niat) dan segala gerak dan diamnya sebagaimana firmanNya,
“Dan tiadalah yang melontar oleh engkau ya Muhammad ketika engkau melontar tetapi Allah yang melontar"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar